Strategi Investasi Nabung Saham Dollar Cost Averaging, Untung atau Buntung?

Diawal tahun 2022 blimin harus menjual semua portofolio investasi karena ada kebutuhan yang sangat mendesak. Setelah menjual semua saham di portofolio dan harus mulai dari 0, blimin mulai mencari cara untuk tetap investasi dengan modal minimal. Strategi pertama yang muncul dipikiran blimin adalah Dolar Cost Average atau yang popular di Indonesia dengan sebutan nabung saham.

Strategi Dolar Cost Average (DCA) merupakan strategi yang amat popular di kalangan investor pemula. pertama karena strategi ini mudah di pahami, kedua mudah dipraktekkan bahkan oleh pemula dan ketiga terbukti memberi hasil yang memuaskan dalam jangka Panjang.

Apa itu DCA (Dollar Cost Averaging) ?

Sederhananya DCA (Dollar Cost Averaging)  sama dengan menabung. artinya kamu rutin berinvestasi di suatu instrument dengan jumlah uang yang sama. Bisa setiap bulan atau setiap tahunnya. Misalnya kamu memilih menabung saham BBRI, setiap bulannya kamu menyisihkan 1 juta untuk membeli sahamnya tersebut. Berapa pun harga saham BBRI saat itu kamu tetap membeli dengan nilai 1 juta. Maka ketika harga sahamnya turun, kamu mendapatkan lembar saham yang lebih banyak. Dan ketika harga sahamnya naik maka lembar saham yang kamu terima menjadi sedikit.


Nabung Saham


Dolar Cost Averaging  atau nabung saham pada prinsipnya adalah menginvestasikan jumlah uang yang sama secara rutin dengan interval waktu tertentu tanpa memperhatikan harga dari intrumen investasinya. Tujuannya adalah meminimalisir dampak fluktuasi harga yang terjadi di pasar. Stretegi ini juga meminimalisir risiko dari strategi lump sum (sekali beli dengan jumlah besar) yang dilakukan pada saat yang tidak tepat. Tidak perlu mengkawatirkan pergerakan harga saham, entah naik ataupun turun, tidak harus analisis saham setiap hari. cukup sekali analisis dan pilih saham yang menurutmu dalam jangka Panjang akan bertumbuh.
Cara praktek
1. Tentukan Jumlah uang yang Bisa diinvestasikan, sesuaikan dengan kemampuan masing masing.
2. Tentukan Waktu investasi, Setiap bulan/setiap tahun.
3. Tentukan Saham, pilih saham dengan kinerja konsiten setidaknya dalam 10 tahun terakhir.
4. Tentukan Sekuritas, usahakan memilih sekuritas dengan biaya deposite rendah atau bahkan gratis

Simulasi Nabung Saham
Blimin mencoba membuat simulasi strategi Dollar Cost Averaging atau nabung saham pada saham Bank BRI dari bulan januari tahun 2006 hingga tahun 2022. Dimana setiap awal bulan membeli saham BBRI senilai 1.000.000. bagaimana hasilnya ? Dalam rentang waktu 196 bulan maka dana yang kita investasikan adalah sebesar Rp 196.000.000. Dan di bulan mei tahun 2022 nilai investasi kalian adalah 7.5 miliar atau tumbuh 3872% dari dana yang diinvestasikan. Dan ingat, ini belum termasuk dividen yang diterima setiap tahunnya. Luar biasa bukan?

Simulasi Nabung saham



Detail simulasi nabung saham BBRI 1 juta rupiah dari tahun 2006 hingga 2022 dapat diakses melalui link berikut ini. klik disini.

Namun sebelum kalian meniru strategi ini, coba pertimbangkan hal-hal berikut ini.
Risikonya jika salah pilih intrumen investasi, untuk menggunakan strategi ini pastikan untuk memilih perusahaan yang benar benar bagus, karena jika menggunakan strategi ini pada saham yang fundamentalnya tidak bagus, maka percuma melakukan Dolar Cost Averaging Ketika sahamnya justru turun terus menerus dan tidak mampu recovery. Pilih perusahaan dengan kinerja konsisten dari tahun ketahun, bukan perusahaan yang kinerjanya berfluktuasi setiap tahunnya.

Jika kalian adalah investor sekitar tahun 2016 hingga saat ini, maka yang paling familiar adalah kampanye Yuk Nabung Saham dari Bursa Efek Indonesia maka yang paling familiar adalah investasi 100rb setiap bulan. Namun setelah blimin simulasikan hasilnya kurang memuaskan.

Andaikan blimin menyisihkan uang 100 ribu tiap bulan untuk diinvestasikan di reksadana pasar uang dengan return 6% pertahun. Maka dana yang terkumpul 1.200.000 plus bunga 6%. Untuk memudahkan kita ambil buanga 6% dari 1,2 juta diatas. Kenyataannya tentu bisa lebih rendah karena dana dimasukkan bertahap. Sekilas ini memang terlihat bertumbuh , tapi apakah kalian sudah memperhitungkan biaya transfer atau deposit yang nilainya menyentuh hingga 6500 per transaksi. Itu adalah biaya transaksi yang perlu blimin bayar setiap kali melakukan top up. Yang artinya dalam setahun blimin menghabiskan 78000 hanya untuk biaya transaksi. Sehingga dalam setahun bukannya untung malah jadi buntung 3000 rupiah. Baru deposit saja sudah minus 6,5%, bayangkan bila ternyata investasi kita rugi 10%. Maka total kerugian yang kita alami menjadi semakin besar atau 16,5%. Jadi jika ingin menabung saham perhatikan dengan baik fee transaksi dan biaya lain yang timbul.

Post a Comment for "Strategi Investasi Nabung Saham Dollar Cost Averaging, Untung atau Buntung?"