Resensi Buku Who Want To Be Smiling Investor Lukas Setia Atmaja

Who Wants To Smiling Investor

Buku Terbaik Untuk Belajar Investasi Saham 

Investasi Saham sekilas terdengar lebih keren dari berbisnis warung kelontong. Umumnya orang akan malu Ketika rugi berbisnis kelontong tapi orang akan dengan bangga menyampaikan kerugiannya saat berinvestasi saham. Investasi saham seringkali diasosiasikan dengan cara cepat dan mudah menjadi kaya. Sehingga orang berlomba lomba untuk melakukannya. Para investor saham berlomba lomba aktif bertransaksi mulai dari mingguan, harian, jam bahkan menitan seakan tidak peduli bahwa ada hasil riset yang menyebutkan  semakin sering transaksi semakin besar kemungkinan besar risiko terkena “kanker“ (kantong Kering)

Akses informasi dan media sosial yang semakin mudah dijangkau mendorong virus overconfident cepat menular di bursa saham, tidak heran jika Sebagian besar investor berprilaku spekulasif terlebih bila emosi mengalahkan akal sehat, akibatnya harga saham bergerak liar, bagai bola basket yang mental mentul. Ketika harga turun, para investor terjangkit panik selling dan berusaha menjual sahamnya secepat mungkin, Ketika harga berbalik arah mereka terkena demam panic buying, mengejar atau membeli saham yang harga sahamnya sudah terbang. Inilah yang membuat investasi saham terlihat seperti spekulasi.

Wajar saja orang tua menjadi alergi terhadap saham dan menyarankan orang terdekat baik anak, suami dan istri untuk menjauhi saham. ini tentu disayangkan karena dibalik risiko yang dimiliki, saham juga memiliki beberapa keunggulan salah satunya adalah melindungi uangmu dari inflasi. Jika menurutmu belajar investasi saham adalah sesuatu yang rumit, coba baca buku ini atau mungkin lebih tepat disebut sebagai komik investasi, karena materinya disajikan dalam bentuk full gambar yang sangat mudah dipahami. Berikut beberapa hal yang saya pelajari dari buku who want to be smiling investor karya Lukas Setia Atmaja dan Thomdean.

Perbedaan Investor dan Trader Saham

Berdasarkan tujuannya Orang yang membeli saham dapat dibedakan menjadi 2 Yaitu investor dan trader. Investor membeli saham untuk menjadi pemilik sebagian atau keseluruhan dari perusahaan sedangkan Trader membeli saham untuk diperjual belikan kembali.

investor sejatinya mengharapkan keuntungan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perusahaan dalam jangka panjang, sehingga sangat mempertimbangkan faktor kondisi bisnis dan keuangnya perusahaan, sedangkan Trader mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga saham dalam jangka pendek, trader percaya bahwa harga saham bergerak dengan pola tertentu, Sehingga sangat mempertimbangkan tren pergerakan harga saham.

Ibarat membeli rumah, investor membeli rumah mempertimbangkan apakah kondisi bangunan kokoh, lingkuangan anti banjir, dekat dengan fasilitas umum, bisa disewakan dan seberapa besar pendapatan setiap tahunnya. Trader memberli rumah dengan harapan bisa menjual rumah itu lebih mahal. Karena harga rumah di daerah itu sedang ramai pembeli dan harganya naik.

Jadi sebelum mulai berinvestasi, Tentukan Tujuanmu membeli saham Sejak Awal : apakah mau berinvestasi atau trader. Jangan sampai ketika profit jadi trader dan pas nyangkut ngaku jadi investor.

Cara Beli Saham :

Ada dua cara untuk membeli saham, pertama saat IPO, Initial Public Offering, perusahaan menawarkan atau menjual saham perushaannya ke masyarakat. sederhananya membeli saham langsung dari perusahaannya. Investor Bisa Beli Saham dari Investor Lain ( Pasar Sekunder), setelah sahamnya dijual kepada masyarakat, masyarakat boleh menjual sahamnya kepada investor lainnya. Inilah umumnya yang dilakukan investor.

Membeli Saham Melalui Sekuritas

Baik membeli saham IPO dan dari investor lain dibutuhkan perantara yang dalam hal ini adalah broker / sekuritas. bisa dibilang layaknya marketplace, hanya saja yang dijual adalah saham. Saat ini membeli saham bisa dilakukan melalui hp atau full online, bahkan ini lebih mudah dari membeli sesuatu di marketplace. iya tentu saja membeli dan menjual saham ada biaya transaksinya hanya saja nilainya sangat kecil 0,15%-0.25% jadi Ketika kamu membeli saham senilai 100 ribu biaya transaksi berkisar 150-250 rupiah. Harga Saham Bisa dipantai setiap saat melalui Hp ataupun Komputer sepanjang terkoneksi internet. Melalui aplikasi sekuritas ataupun google

Keuntungan Investasi Saham

Keuntungan berinvestasi saham dapat diperoleh dari Kenaikan Harga Saham (Capital Gain). Misalnya kita membeli saham ABCD di harga 100/ lembar di tahun 2023 dan di tahun 2033 harga saham ABCD sudah menjadi 200/lembar jadi kita untung 100% dalam 1o tahun

Setiap tahunnya perusahaan biasanya membagikan keuntungan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen sesuai persentase saham yang dimiliki. Nilai yang dibagi tergantung hasil rapat umum pemegang saham. karena bisa saja perusahaan memutuskan menggunakan labanya untuk mengembangkan bisnis atau ekspansi. Bisa juga 50% dividen, 50% mengembangkan usaha. Semua tergantung hasil rapat umum pemegang saham. Memiliki Saham sama dengan Memiliki Perusahaan. Jika kamu memiliki 10% saham ABCD maka 10% perusahaan ABCD adalah milikmu, ini juga termasuk 10% dari keuntungan perusahaan dan hal lainnya. Termasuk mengikuti rapat penting atau Rapat Umum Pemegang Saham. Bahkan meski hanya memiliki 1 lot (100 lembar ) saham kamu tetap akan mendapat undangan RUPS.

Risiko berinvestasi saham

Sejalan dengan 2 keuntungan diatas tentu investasi saham tidak bisa lepas dari risiko. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan Penurunan Harga Saham, jika harga saham bisa naik seperti diatas. Tentu tidak menutup kemungkinan untuk turun juga (Capital Loss). Hanya saja penurunannya terbatas pada harga 50/lembar.

Perusahaan Bangkrut, Ketika memiliki bisnis tentu kita tidak terhindar dari risiko kebangkrutan. Iya nilai investasi kita sangat mungkin menjadi 0 rupiah tapi tidak akan sampai minus atau berhutung. Karena bentuknya perseroan terbatas jadi tidak sampai mempertanggung jawabkan hutang.

Saham Di Suspensi, Adakalanya saham perushaaan dibekukan otoritas (bursa efek Indonesia) atau perusahaan tidak bisa diperdagangkan sehingga investor tidak bisa menjual atau membeli saham perusahaan tersebut. Ini biasnya karena :

Manipulasi laporan keuangan, Manajemen perusahaan memanipulasi laporan sehingga perusahaan terlihat baik baik saja dan menguntungkan padahal realisasinya sedang ada masalah keuangan atau yang lainnya. Jadi hindari membeli saham perusahaan yang tidak dikelola orang jujur dan kompeten

Manipulasi Harga saham atau yang dikenal dengan goreng saham, pergerakan harga saham dimanipulasi untuk menarik orang membeli sahamnya dan saat kita membeli sahamnya dia menjual saham miliknya. Sebenarnya ini sangat mudah di hindari dengan membeli saham perusahaan berdasarkan kondisi fundamentalnya bukan karena sedang tren atau naik banyak secara tiba tiba tanpa di dukung fundamental

Kondisi Keuangan

Bagimana kondisi keuanganmu,? hindari berhutung untuk membeli saham dan alangkah baiknya berinvestasi menggunakan uang dingin. Uang yang jika hilang tidak akan mempengaruhi kehidupanmu kedepannya. Contoh uang panas adalah Pendidikan anak jgn sampai anakmu tidak sekolah karena kamu loss di saham . Seberapa besar toleransimu terhadap penurunan harga saham, jika harga sahamu turun 20% dalam sehari apakah kamu langsung panik atau bisa tetap tenang dan berpikir jernih? Jika penurunan 5% saja sudah membuatmu panik sebaiknya jangan berinvestasi saham.

Analisis Fundamental

Analis Fundamental mempelajari Makro, industri, dan perushaan. analisis tehnikal mempelajari pola pergerakan saham di masa lalu untuk memprediksi pergeraka di masa depan. Agar tidak membeli kucing dalam karung 6 rasio dasar yang bisa digunakan untuk mengerahui kondisi perusahaan

Earning Per Share (EPS) akan lebih mudah jika kita terjemahkan ke Bahasa Indonesia Pendapatan perusahaan jika dibagi dengan jumlah sahamnya. Atau pendapatan per lembar saham ( semakin besar semakin bagus)

Price Earning Ratio (PER) atau perbandingan harga saham dan pendapatan perusahaannya tentu semakin kecil nilainya semakin bagus (kecuali minus)

Price to Book Value (Price to Book Value), book value adalah nilai seluruh asset perusahaan di kurangi hutangnya. PBV adalah perbandingan book value dengan harga sahamnya. Semakin kecil nilainya semakin diskon harga sahamnya <1

Return On Equity (ROE) perbandingan Modal perusahaan dengan laba yang dihasilkan. Jadi semakin besar semakin profitable perusahaan

Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan hutang perusahaan dengan modal perusahaan, semakin kecil nilainya semakin sehat kondisi keuangan perusahaan

Dividen Yield, Perbandingan Harga saham dan Laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham (dividen)

Analisis Tehnikal

Analisis tehnikal percaya bahwa saham bergerak dengan pola tertentu dan berusaha meramal pergerakan harga saham dari pola tersebut. Ada banyak pola dalam analisis tehnikal tapi di artikel ini akan blimin bahas yang paling sederhana. Bisa dilihat di grafik saham ini saya menggunakan indicator moving average. Dimana terlihat harga saham berada diatas indikator yang artinya saham ini sedang dalam tren naik sehingga ambil posisi buy. Dalam prakteknya tentu tidak sesederhana itu.

Analisis Tehnikal

Strategi Investasi

Value investing. Metode investasi ini pertama kali dikenalkan oleh Benjamin Graham melalui bukunya the intelegent investor dan di populerkan oleh Investor tersukses di dunia Warren Buffet. Pada prinsipnya metode ini menekankan pada membeli perusahan yang harga sahamnya di bawah harga wajar (diskon). Ini yang sering disebutkan sebagi Mercy dijual seharga bajaj oleh Lo Kheng Hong. Kunci dari strategi ini adalah sabar menunggu pasar mengkoreksi harga saham tersebut kembali ke harga wajarnya, ini biasanya membutuhkan waktu bertahun tahun.

Growth Investing. Membeli perusahaan yang pertumbuhannya bagus, di harga yang wajar. Strategi investasi ini mencari perusahaan yang pertumbuhannya diatas rata rata. Ini biasanya ada pada perusahaan kecil atau menengah sehingga memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih besar.

Dolar Cost Averaging  (DCA) atau yang kita lebih kita kenal dengan nabung saham. Strategi membeli saham dengan jumlah yang sama dalam periode tertentu. Jadi beli saham BJTM 1 juta setiap bulan, jadi jika harga sahamnya turun maka kita mendapat lebih banyak saham, jika sahamnya naik kita dpt lebih sedikit. Strategi ini efektif untuk mengatasi fluktuasi harga saham.

Pada artikel kali ini blimin hanya membahas 3 strategi yang umum digunakan. Sebenarnya dalam buku who wants to be smiling investor dijelaskan 9 strategi investasi saham. Untuk kamu yang ingin mengetahui strategi investasi lainnya bisa membeli buku tersebut melalui link dibawah ini.

Post a Comment for "Resensi Buku Who Want To Be Smiling Investor Lukas Setia Atmaja"